Getting to Know More about Social Deviation

Home work, 24 April 2009

Explain about social deviation using your own sentences

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………............

Mention two forms of social deviation and describe them

1. …………………………

……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………..

2. …………………………

……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………..

Give 6 examples of social deviation by fulfilling the table below.

No.

Social Deviation

Primary/ Secondary?

Done by Individual/Group?

Positive/Negative?

1

2

3

4

5

6

Do some research about the causes and effects of social deviation.

Write your finding in 100 words.

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………….


Summary about Labor


Home Work, April 17, 2009

Make a summary from the given articles covering:
  1. Labor
  2. Labor Force
  3. Unemployment
  4. Employment Opportunity
  5. Factors affecting Unemployment
  6. Overcoming Unemployment
  7. Work Field
Use the suitable graphic organizer.

Movie for Social Campaign

PDR Menu for Term 4 2009

Background

Problems always appear in society like drug abuse, sex abuse, free sex, global warming, technology addicted, and other problems. As a good citizen, we need to remind our friends about the negative impact resulted from those problems.
An interesting way to have campaign against social problems is using movie. That is why you are going to make that kind of short movie as a group project.

Purpose
This activity is to produce an effective social campaign for public especially teenagers in form of short movie to open their eyes about the negative impact from drug abuse, sex abuse, bullying, free sex, technology addicted, or other certain bad behavior.

Direction
  • You can work in group of four students
  • Use your own equipment such as digital camera
  • The movie must not be longer than 10 minutes
  • Use animated movie
  • The message from the movie must be clear
  • It must be interesting and not offend other people
Post Project Activities
  • Make a booklet representing your report
  • Deliver presentation in front of selected audience
  • Play the movie for public
Have a nice project, Movie Producers!!!

Developing a report of newspaper research about labor issues

Home work for April 8, 2009

Choose a topic below:

1. Analysis of the role of labor as a resource in building economic.

2. Recognizing government’s role from what they have done to improve labor skills and welfare.

Collect all news from newspaper issued along this week about your topic by photocopying those news.

Highlight the important sentences or paragraphs that can help you make the report.

Make a report in form of essay in at least 300 words to explain your topic based on your finding from newspaper.

Submit your report together with the photocopied articles.

Have a nice project,


Tenaga Kerja

Definisi

Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk 1971, 1980 dan 1990). Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.

Fungsi

  1. Sebagai faktor produksi yang ikut menentukan keberhasilan produksi,
  2. Sebagai mitra usaha bagi pengusaha.

Cara Menghitung

Penghitungan jumlah tenaga kerja dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh penduduk usia kerja (15 tahun keatas) dalam suatu negara. Angka tersebut biasanya didapatkan dari Sensus Penduduk. Sedangkan persentase tenaga kerja dalam satu negara dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah penduduk usia kerja dengan total jumlah penduduk.

Rumus

Jumlah Tenaga Kerja = Penduduk usia 15 + Penduduk usia 16 + Penduduk usia 17 + …dst

% Tenaga Kerja = (Jumlah Penduduk usia 15 tahun atau lebih / Jumlah Penduduk) x100

Penggolongan tenaga kerja

Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu yang termasuk angkatan kerja dan yang termasuk bukan angkatan kerja. Angkatan kerja sendiri terdiri dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Mereka yang terakhir itulah yang dinamakan sebagai pengangguran terbuka. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, pensiunan dan lain-lain.

Interpretasi

Semakin besar jumlah tenaga kerja dalam satu negara maka semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja), maka pengangguran akan terjadi. Di samping itu, semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif. Sehingga nilai rasio ketergantungan akan cenderung menurun. Namun semua ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.

Angkatan Kerja

Definisi

Angkatan kerja (labour force) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang produktif, yakni memproduksi barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu, baik aktif dalam kegiatan produksi ataupun tidak. Mereka itu terdiri dari golongan yang bekerja (employed) dan golongan penganggur serta pencari kerja (keduanya disebut unemployed).

Golongan yang bekerja (employed) terbagi dua, yakni yang bekerja penuh (fully employed) dan yang setengah menganggur (under employed). Golongan yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan atau bekerja untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan dan tidak terputus. Dan golongan setengah menganggur atau disebut pula pengangguran tidak kentara adalah mereka yang bekerja bersama dalam lapangan pekerjaan di bawah kemampuan intelektualnya.

Cara Menghitung

Penghitungan angkatan kerja dilakukan dengan membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam usia kerja. Data sebagai dasar penghitungan indikator ini bisa didapatkan dari Sensus Penduduk (SP), Survey Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survey Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas).

Pengangguran

Definisi

Pengangguran adalah kelompok angkatan kerja yang tidak memiliki lapangan kerja. Kelompok ini dibedakan menjadi dua golongan, pengangguran terbuka (pengangguran mutlak) dan pengangguran tidak kentara (setengah pengangguran).

Pengangguran terbuka (open unemployed)

Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah berkerja). Termasuk ke dalam kelompok ini mereka yang sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.

Interpretasinya, besarnya angka pengangguran terbuka mempunyai implikasi sosial yang luas karena mereka yang tidak bekerja tidak mempunyai pendapatan. Semakin tinggi angka pengangguran terbuka maka semakin besar potensi kerawanan sosial yang ditimbulkannya contohnya kriminalitas. Sebaliknya semakin rendah angka pengangguran terbuka maka semakin stabil kondisi sosial dalam masyarakat. Sangatlah tepat jika pemerintah seringkali menjadikan indikator ini sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.

Indikator ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang sedang mencari pekerjaan, dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.

Pengangguran Tidak Kentara (under unemployed)

Pengangguran tidak kentara merupakan bagian dari angkatan kerja yang bekerja bersama dalam lapangan pekerjaan. Mereka ini bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Mereka disebut pula under utilized, sebab mereka bekerja dengan jumlah jam kerja, produktivitas kerja dan perolehan pendapatan yang tidak sebanding. Dan disebut pula disguise unemployed, jika mereka bekerja di bawah kemampuan intelektualnya.

Pengangguran tidak kentara dibagi menjadi dua kelompok :

Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.

Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.

Proporsi jumlah pengangguran tidak kentara bermanfaat untuk dijadikan acuan pemerintah dalam rangka meningkatkan tingkat utilisasi, kegunaan, dan produktivitas pekerja. Sebab, semakin tinggi tingkat setengah pengangguran maka semakin rendah tingkat utilisasi pekerja dan produktivitasnya. Akibatnya, pendapatan mereka pun rendah dan tidak ada jaminan sosial atas mereka. Hal ini sering terjadi di sektor informal yang rentan terhadap kelangsungan pekerja, pendapatan dan tidak tersedianya jaminan sosial. Sehingga pemerintah perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan kemampuan bekerja mereka seperti penambahan balai latihan kerja.

Indikator ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dan sedang bekerja tetapi dengan jam kerja di bawah normal (kurang dari 35 jam per minggu) dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.

Kesempatan Kerja

Definisi

Kesempatan kerja adalah kesempatan yang tersedia bagi tenaga kerja sebagai faktor produksi untuk melakukan proses produksi. Adanya kesempatan kerja ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi yang menjadi sumber pendapatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

Kesempatan kerja dapat juga diartikan sebagai permintaan terhadap tenaga kerja di pasar tenaga kerja (demand for labour force). Dengan begitu kesempatan kerja sama dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia di dunia kerja.

Tentunya semakin meningkat kegiatan pembangunan akan semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia. Dan hal ini adalah penting, karena semakin besar kesempatan kerja bagi tenaga kerja atau semakin tinggi kesempatan kerja, maka kemajuan kegiatan ekonomi masyarakat akan semakin baik, dan sebaliknya.

Usaha-usaha meningkatkan kesempatan kerja

  1. melalui pendidikan umum,
  2. melalui kursus-kursus keterampilan, baik oleh Disnaker, BLK, atau lembaga kursus,
  3. meningkatkan kegiatan pembangunan yang menyerap banyak tenaga kerja
  • penyediaan dana kredit yang merata bagi peningkatan kegiatan produksi padat karya,
  • tingkat kurs devisa diarahkan agar realistis dan memberikan insentif bagi peningkatan ekspor,
  • memberikan perlindungan yang wajar kepada industri dalam negeri,
  • pengeluaran pemerintah ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja produktif sebanyak mungkin,
  1. perluasan di bidang sektoral: pertanian, industri, prasarana dan konstruksi, juga perdagangan,
  2. pengiriman TKI ke luar negeri.

Sebab-sebab Pengangguran dan Cara Mengatasinya

Sebab-sebab terjadinya pengangguran terutama disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Angkatan kerja yang terus meningkat jumlahnya dan pertumbuhan kesempatan kerja tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja.
2. Angkatan kerja yang sedang mencari kerja tidak dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.

Dilihat dari sebab-sebab terjadinya pengangguran, dapat dibedakan ada enam jenis pengangguran, yaitu:
1. Pengangguran friksional, yakni pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer.
2. Pengangguran struktural, terjadi karena perubahan dalam struktur perekonomian.
3. Pengangguran musiman, terjadi karena penggantian musim.
4. Pengangguran voluntary atau voluntary unemployment, yakni pengangguran karena adanya orang yang sebenarnya masih dapat bekerja, tetapi dengan sukarela tidak bekerja.
5. Pengangguran deflasioner atau deflasioner unemployment, yakni pengangguran yang diakibatkan karena pencari kerja yang ingin memperoleh pekerjaan lebih banyak dari lowongan pekerjaan yang ada.
6. Pengangguran teknologi, yakni pengangguran yang disebabkan kemajuan teknologi.

Apabila pengangguran dibiarkan tentunya akan berdampak negatif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Bila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan tingkaty kemakmuran rendah, bahkan dapat membahayakan stabilitas negara. Beberapa akibat pengangguran di antaranya:
• terjadinya bahaya kelaparan,
• tingkat pertumbuhan ekonomi rendah,
• pendapatan perkapita masyarakat rendah,
• angka kriminalitas tinggi.

Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu pendidikan,
2. Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri modern,
3. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
4. Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal,
5. Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya,
6. Membuka kesempatan kerja ke luar negeri.

Lapangan Kerja

Lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/ instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja. Proporsi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan angka yang menunjukan distribusi/penyebaran penduduk bekerja di setiap lapangan pekerjaan.

Lapangan usaha/pekerjaan ini dibagi dalam 10 golongan, terdiri dari 5 sub sektor pertanian dan 5 sektor lainnya. Lima subsektor pertanian meliputi: 1) subSektor Pertanian Tanaman Pangan, 2) subSektor Perkebunan, 3) subSektor Perikanan, 4) subSektor Peternakan, 5) subSektor Pertanian Lainnya. Dan lima sektor lainnya, yaitu : 1) Sektor Industri Pengolahan, 2) Sektor Perdagangan, 3) Sektor Jasa, 4) Sektor Angkutan, 5) Sektor lainnya.

Pergeseran distribusi penduduk bekerja dari lapangan pekerjaan pertanian menuju industri dan jasa merupakan fenomena terjadinya transformasi/perubahan struktural perekonomian. Indikator ini membantu pemerintah dalam memberikan fokus kebijakan ketenagakerjaan pemerintah. Misalnya, apabila proporsi penduduk yang bekerja terbanyak terdapat di sektor pertanian maka pemerintah dapat lebih menitikberatkan pembangunan ketenagakerjaan di sektor ini.